fbpx

Order Now - Dedicated Server High Performance

Technology

Mengenal Nginx vs LiteSpeed vs Apache serta Perbedaannya

Yanti puspita

Jika berbicara mengenai server website pasti kamu sudah pernah mendengar Nginx vs LiteSpeed vs Apache, kan? Ketiga web server ini punya fitur-fitur yang keren dan banyak di pakai.

Tapi kalau kamu masih baru memakai layanan hosting, pasti bingung nih bagusan yang mana? Soalnya soal reputasi ketiganya sama-sama bagus kok. Yuk kita bahas perbedaan Nginx vs LiteSpeed vs Apache ini agar kamu tidak bingung lagi mau pilih yang mana.

Mengenal Nginx vs LiteSpeed vs Apache

Sebelum kita beralih pada perbedaan ketiga server web ini, kamu harus tahu dulu apa pengertiannya. Berikut adalah pengertian dari Nginx vs LiteSpeed vs Apache yang telah di rangkum khusus untuk kamu.

Apache

Kita mulai dari Apache, karena web server ini yang paling tua dari ketiga server web. Apache sendiri merupakan server web yang keren dan sudah ada sejak tahun 1995.

Sever web ini yang paling ngehits selama beberapa waktu lalu. Ini juga karena perangkat lunaknya yang gampang di pakai (lebih dari NGINX), jadi kamu cukup tau sedikit saja tentang hosting sudah bisa pasang web server ini.

NGINX

Disebutnya Engine X, NGINX ini nih yang jadi saingan berat LiteSpeed dalam hal kecepatan dan skalabilitas. NGINX sendiri awalnya di buat untuk menambah fungsi Apache. Waktu itu NGINX jadi proxy terbalik dan penyeimbang beban.

Jadi, perangkat lunak NGINX ini yang membantu server web membagi beban permintaan. Namun sekarang, NGINX ini menjadi server web tersendiri dan juga menjadi pilihan yang paling terbaik di seluruh dunia.

LiteSpeed

Berbicara mengenai LiteSpeed, web server ini yang paling baru dari ketiga server web, Nginx vs LiteSpeed vs Apache. Akan tetapi LiteSpeed ini cepat sekali menjadi salah satu pilihan yang lebih di sukai para pengguna.

Sama seperti NGINX, LiteSpeed meniru server web Apache dan mengutamakan kecepatan dan kemampuan penyesuaiannya. LiteSpeed ini di rancang sebagai pengganti drop-in Apache, maka dari itu banyak dari fitur di server web LiteSpeed ini yang cocok dengan fitur Apache

Perbedaan Nginx vs LiteSpeed vs Apache

LiteSpeed, NGINX, dan Apache merupakan tiga web server yang paling populer di dunia. Kali ini kamu akan di ajak membandingkan fitur-fitur mereka dan melihat mana yang paling unggul dan mana yang paling terbaik.

Arsitektur

Nginx vs LiteSpeed vs Apache memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal arsitektur. Berikut perbedaannya.

Apache

Web server yang ini memakai arsitektur berbasis proses dimana setiap permintaan HTTP di tangani oleh proses yang beda-beda. Ada proses master yang membuat proses baru untuk setiap permintaan HTTP baru yang masuk.

Nah, masalahnya arsitektur berbasis proses ini yang membuat banyak overhead memori dan ada banyak proses yang sesuai dengan koneksi aktif. Dan ketika jam sibuk, pemakaian memori akan naik dengan drastis.

NGINX

Di sisi lain, NGINX merupakan web server yang memakai arsitektur berbasis peristiwa, jadi peristiwa baru di hasilkan untuk setiap permintaan HTTP yang masuk. Model proses berbasis peristiwa ini kerjanya seperti ini: ada proses master, dan banyak proses pekerja/pembantu.

Proses master ngawasin pengelolaan seluruh server, dan ngelakuin semua operasi istimewa seperti konfigurasi, iket port, dll.

LiteSpeed

Web server LiteSpeed ​​juga memakai arsitektur berbasis peristiwa yang mirip dan hampir sama dengan NGINX.

Kecepatan

Arsitektur berbasis proses Apache biasanya membuat pemakaian RAM menjadi lebih tinggi dan waktu respons lebih lama , apalagi ketika jam sibuk. Sedangkan NGINX lumayan lebih cepat daripada Apache, tapi LiteSpeed ​​mengungguli karena memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi dari kedua web server lainnya.

Berikut adalah pengujian yang di lakukan dengan ​​memasang WordPress di masing-masing dari Nginx vs LiteSpeed vs Apache, dan setelah itu di lakukan beberapa tes untuk menghitung tolok ukur kecepatannya:

  • Apache (memakai Cache Total W3 mereka sendiri): 826,5 permintaan per detik
  • NGINX (memakai Cache FastCGI mereka sendiri): 6.025,3 permintaan per detik
  • LiteSpeed ​​(memakai LiteSpeed ​​Cache buat WordPress ) : 69.618,5 permintaan per detik

Caching

Yang namanya caching itu sangat penting untuk web server, karena bisa membuat loading lebih cepat dan hemat sumber daya. Berikut adalah perbedaan caching di Nginx vs LiteSpeed vs Apache.

Apache 

Web server ini memiliki banyak modul caching, seperti: mod_cache, mod_cache_disk, mod_file_cachedan htcachecean. Kamu bisa memakai fitur-fitur keren seperti: ngeload file ke memori pas startup, ngefilter caching, dan caching objek berdasarkan nilai kunci di seluruh server.

NGINX

Caching NGINX itu bisa diaktifkan lewat cPanel . Fitur-fiturnya juga keren, seperti bisa menambahkan banyak user ke caching, mengatur waktu kedaluwarsa cache, dan ganti lokasi cache.

LiteSpeed

Web server ini sudah dapat cache LiteSpeed ​​, dan punya fitur-fitur canggih seperti caching sisi server, bisa nyimpan konten dinamis pribadi dan publik di halaman yang sama, dan nyambung sama Quic.Cloud CDN. Quic.

Cloud CDN itu CDN satu-satunya yang bisa ng-cache konten WordPress statis dan dinamis. Plugin cache LiteSpeed ​​juga ada yang bisa di gunakan untuk berbagai aplikasi web, seperti WordPress, OpenCart, XenForo, Laravel, MediaWiki, dll.

Fitur dan Kemampuan Plugin Lscache

  • Apache merupakan web server yang mendukung semua sistem operasi Unix (CentOS, Redhat, Fedora dll.) dan MS Windows .
  • NGINX merupakan web server yang dukung semua sistem Unix, tapi cuma dukung sebagian Windows.
  • LiteSpeed ​​merupakan web server yang dukung CentOS 7+, Ubuntu 14.04+, Debian 8+, FreeBSD 9+, dan kernel Linux 3.0+.

Kemudahan Konfigurasi

Konfigurasi itu sangat penting dan di butuhkan, karena kamu kan pasti mau memakai sistem yang mudah di gunakan, apalagi kalu menyangkut soal web server. File .htaccess Apache itu membuat konfigurasi web server jadi lebih gampang.

Misalnya, kamu bisa mengalihkan halaman, memberikan password protection, mengubah pesan error, mengindeks halaman, dan masih banyak lagi menggunakan file ini.

Konfigurasi NGINX itu bisa di tentukan lewat file .conf. Jadi kamu bisa mengontrol hal-hal seperti: jumlah thread pekerja, port yang di buka, penyeimbangan beban, dan pengalihan halaman, dll. Konfigurasi LiteSpeed ​​itu hampir semuanya bisa di lakukan dari antarmuka grafis yang mudah di pahami.

Misalnya, kamu bisa membuat listener, buka port firewall, mengalihkan halaman, bahkan baca file .htaccess Apache.

Penutup

Nah, itu dia penjelasan tentang server web Nginx vs LiteSpeed vs Apache. Selain itu kamu juga sudah di tunjukkan pro dan kontra dari masing-masing server web tersebut. Setelah semua hal di atas, akan lebih baik jika kamu memilih LiteSpeed.

Ini semua karena kamu bisa mendapatkan kecepatan server yang gila-gilaan, pembagian dan penempatan sumber daya yang tepat, dan keamanan yang terbaik. Gimana? Kamu tertarik tidak buat coba LiteSpeed?

Kalo iya, buruan deh daftar. Kalo tidak, ya tidak apa-apa sih. Yang penting kamu puas dengan server web yang kamu pakai. Karena pada dasarnya mau Nginx vs LiteSpeed vs Apache itu sama saja.

Baca Juga