Article spinning atau yang sering disebut dengan content spinning merupakan salah satu teknik menulis ulang konten orang lain untuk membuatnya tampak seperti hasil karya milik sendiri. Selain itu, article spinning ini mempunyai cara kerja dengan menggunakan kata maupun kalimat agar pengguna dan Google Crawler mendeteksi bahwa konten tersebut tetap orisinil.
Tujuan utama dari melakukan article spinning, yaitu menghasilkan konten di dalam jumlah besar dan cepat. Bahkan, dengan teknik tersebut juga terhindar dari deteksi plagiarisme.
Satu hal perlu diketahui, bahwa untuk praktik menulis konten ini menjadi satu taktik dari blackhat SEO. Maka dari itu, di dalam hal ini selalu bertentangan dengan kebijakan yang diterapkan oleh pihak Google. Bahkan, sekarang banyak juga website yang menyediakan jasa article spinner tools guna membantu di dalam membuat konten menjadi lebih mudah.
Akan tetapi, untuk hasil artikel yang didapatkan dari article tools pada umumnya mempunyai kualitas rendah. Ada beberapa dengan tindakan rewriting yang dilakukan oleh seorang writer secara manual guna membuat konten tersebut menjadi lebih nyaman dibaca.
Apakah Article Spinning Baik untuk SEO?
Lantas, apakah untuk teknik article spinning ini baik untuk SEO? Jawabannya, yaitu tidak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa untuk praktik menulis konten yang satu ini menjadi salah satu teknik dari black hat SEO.
Algoritma Google ini juga sangat kompleks dan menjadi salah satu alasan, kenapa content spinning dianggap gagal dan tidak dianjurkan sebagai salah satu strategi SEO. Meski konten yang dihasilkan oleh content spinner tools, untuk sebagian besar memang bisa dibaca.
Akan tetapi, tetap lebih mudah bagi pengguna untuk mengetahui bahwa ada sesuatu yang membuat kurang nyaman di saat membaca. Ketika artikel sudah sulit dibaca, maka seseorang cenderung tidak akan membaca artikel tersebut sampai dengan selesai. Google juga akan menganggap artikel tersebut sebagai thin content yang tidak berkualitas dan memberikan penalti atas perihal tersebut.
Teknik Spinning Konten yang Efektif untuk PBN
1. Keyword Stuffing
Teknik yang pertama, yaitu keyword stuffing. Pada teknik yang satu ini menjadi praktik, dimana seseorang menuliskan keyword yang tidak relevan baik dengan mengulang-ulang target. Beberapa contoh dari keyword stuffing adalah :
● Dengan membuat halaman yang berisikan list nomor telepon tanpa adanya tujuan maupun informasi secara jelas.
● Membuat halaman list kota dan provinsi tanpa informasi yang berguna bagi para user.
● Mengulang-ulang keyword atau kata kunci di sebuah kalimat.
2. Teks dan Link Tersembunyi
Pada teknik yang satu ini banyak digunakan oleh para pegiat SEO dengan topi hitam, yaitu menempatkan teks atau link tersembunyi. Caranya, yaitu dengan membuat teks warna putih diatas background yang berwarna putih.
Pada akhirnya, teks tersebut tidak terbaca oleh para pembaca. Selain itu, bizzie juga bisa mengatur warna transparan atau mengatur ukuran font menjadi 0 (nol). Hal ini ditunjukkan supaya menipu mesin pencarian, bahwa halaman berisikan mengenai keyword yang diinginkan mesi tidak relevan dengan konten.
Banyak yang menggunakan teknik ini dan berhasil di beberapa tahun lalu. Akan tetapi, ketika menerapkan di era yang baru seperti sekarang ini bisa-bisa situs akan terkena tendang oleh pihak Google karena melanggar quality guidelines.
3. Content Scraping
Content Scraping adalah kegiatan mencuri konten secara otomatis dengan menggunakan bot. Sebagian pelanggar SEO yang melakukan teknik ini digunakan untuk memperbanyak situs konten tanpa adanya usaha sama sekali.
Selain itu, mereka juga mengira bahwa semakin banyak konten di dalam ranking pencarian ini semakin bagus tanpa peduli dengan kualitas dan keunikan dari konten tersebut. Padahal, di dalam teknik pencurian konten ini justru bisa membuat situs masuk di dalam daftar hitam. Ada beberapa contoh perilaku dari seseorang content scraping :
● Mengkopi dan menerbitkan ulang konten di dalam situs lain secara mentah-mentah tanpa adanya modifikasi.
● Melakukan kopi dan menerbitkan ulang konten dari situs yang lainnya. Artinya hanya sedikit melakukan perubahan, seperti pemilihan kata sinonim tanpa menambah nilai keunikan kepada pihak user.
● Situs menerbitkan ulang feeds dari situs lain tanpa memberikan organisasi konten yang memberikan banyak manfaat kepada user.
● Situs yang memuat video dan gambar dari situs lain tanpa memberikan tambahan nilai manfaat kepada user.
4. Spam Komentar
Pada teknik spam komentar yang satu ini menjadi praktik penyebaran backlink dengan menuliskan komentar pada situs lainnya. Dengan cara yang satu ini, maka seseorang ingin mendapatkan traffic dan backlink tanpa harus susah payah lagi melakukan optimasi SEO. Tentu saja, untuk link yang ditanam ini mempunyai fungsi agar bisa meningkatkan kualitas SEO di mesin pencarian.
5. Private Blog Network
Private Blog Network (PBN) menjadi salah satu teknik, dimana seseorang beternak blog dan saling memberikan link di antara satu blog dengan lainnya. Di dalam hal ini bertujuan agar setiap blog yang dikelola bisa mendapatkan banyak backlink. Selain itu, hal tersebut juga bisa digunakan untuk mendongkrak hasil pencarian yang bagus. Di dalam teknik manipulasi ini justru merusak di dalam peringkat pencarian.
6. Membeli Backlink
Banyak sekali para penggiat SEO pemula yang terjebak di dalam iming-iming backlink. Bahkan, sampai dengan saat ini masih banyak yang masuk di dalam kelompok tersebut.
Banyak yang mengira, bahwa dengan membeli backlink ini akan membuat website menjadi lebih bagus di mata mesin pencarian. Padahal, untuk teknik ini menjadi salah satu wujud pelanggaran di dalam panduan webmaster Google dan bisa berdampak negatif di dalam performa situs.
Nah, itulah dia penjelasan secara lengkap dan jelas mengenai teknik spinning konten. Semoga dengan penjelasan diatas bisa membantu bizzie yang ingin mengelola website banyak dikenal oleh kalangan masyarakat.