Apa itu jejak digital? Aktivitas kita di internet di catat dan disimpan dalam data yang disebut dengan jejak digital. Pesan-pesan kita dalam komunikasi online atau komunikasi digital sulit untuk dihapus. Oleh karena itu, waspadalah terhadap rekam jejak digital kita di internet!
Mengunggah foto, berbagi pesan, mengunjungi halaman website, mengunggah konten atau meninggalkan komentar, mengisi data pribadi, internet banking, dan sebagainya merupakan jejak digital. Data akan disimpan “selamanya” di internet.
Jejak digital mengandung informasi data pribadi pengguna dan sangat rentan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Jejak digital juga bisa di jadikan acuan bagi institusi atau perusahaan untuk melakukan promosi dan rekrutmen. Apa itu jejak digital dan apa saja jenisnya? Yuk ketahui informsinya di bawah ini.
Mengenal Apa Itu Jejak Digital
Apa itu jejak digital? Jejak digital adalah data yang di simpan dan di tinggalkan setelah menggunakan internet. Dalam bahasa Inggris, rekam jejak digital disebut dengan digital trace kadang juga disebut digital shadow atau electronic trace.
Jejak data yang tertinggal saat menggunakan internet antara lain situs web yang dikunjungi, email terkirim, postingan di media sosial, komentar dan suka, dan masih banyak lagi. Jejak digital bisa digunakan untuk melacak aktivitas seseorang. Pengguna internet menciptakan jejak digital baik secara aktif maupun pasif.
Jadi, setiap kali kita menggunakan internet, kita meninggalkan jejak informasi yang disebut jejak digital. Jejak digitalmu akan berkembang dalam banyak hal. Misalnya, memposting di media sosial, meninggalkan ulasan online, ataupun berbelanja online.
Terkadang, tanpa di sadari kita berkontribusi terhadap jejak digital kita. Misalnya, situs web dapat melacak aktivitas kami dengan menempatkan cookie di perangkat komputer dan aplikasi bisa mengumpulkan data tersebut tanpa sepengetahuanmu.
Jejak digital juga memiliki arti sebagai reputasi kita di dunia maya. Kita bisa membangun rekam jejak digital yang baik melalui proses yang disebut “manajemen reputasi online” atau manajemen reputasi online.
Dengan setiap aktivitas online, kamu meninggalkan jejak digital. Menurut Pusat Perlindungan Infrastruktur Nasional (CPNI), jejak digital adalah data yang ditinggalkan oleh setiap orang yang menggunakan layanan digital, atau ketika informasi tentang orang tersebut dipublikasikan di forum digital, seperti jejaring sosial.
Jejak digital tidak hanya digunakan oleh perusahaan untuk menampilkan iklan bertarget, namun juga bisa digunakan oleh penyerang untuk mendapatkan informasi tentangmu organisasi untuk melakukan serangan siber yang ditargetkan. Misalnya phishing, pencurian identitas, tailgating, dan banyak lagi. Organisasi juga memiliki jejak digital.
Hal ini termasuk akun media sosial resmi, domain, detail akun pengguna, postingan karyawan, dokumen kerja internal, dan banyak lagi. Nah bagaimana sudah tau apa itu jejak digital?
Jenis Jejak Digital
Selain mengetahui apa itu jejak digital kamu juga perlu menegetahui jenis-jenis jejak digital. Ada dua jenis jejak digital yang bisa ketahui yaitu aktif dan pasif.
Jejak Digital Aktif
Apa itu Jejak digital aktif? Jejak digitak aktif adalah ketika pengguna dengan sengaja membagikan informasi tentang dirinya. Misalnya, dengan memposting atau berpartisipasi dalam situs jejaring sosial atau forum online.
Jika pengguna masuk ke situs web melalui nama pengguna atau profil terdaftar, postingan apa pun yang di buat adalah bagian dari jejak digital aktif. Aktivitas lain yang berkontribusi terhadap jejak digital aktif termasuk mengisi formulir online atau menyetujui menerima cookie di browsermu. Bagimana sudah tau apa itu jejak digital aktif?
Jejak Digital Pasif
Jenis jejak digital selanjutnya adalah jejak digital pasif. Apa itu jejak digital pasif? Jejak digital pasif adalah tercipta ketika informasi dikumpulkan tentang pengguna tanpa sepengetahuan mereka. Misalnya, hal ini terjadi ketika situs web mengumpulkan informasi tentang berapa kali pengguna berkunjung, dari mana mereka berasal, dan alamat IP mereka.
Hal ini adalah proses tersembunyi yang mungkin tidak disadari oleh pengguna. Contoh lain dari jejak pasif mencakup situs jejaring sosial dan pengiklan yang menggunakan suka, berbagi, dan komentar untuk membangun profilmu dan menargetkan kamu dengan konten tertentu.
Mengapa Jejak Digital Itu Penting?
Selain mengetahui apa itu jejak digital kamu juga perlu mengetahui alasan mengapa jejak digital sangatlah penting. Berikut adalah penjelasnnya.
Permanen
Jejak digital bersifat relatif permanen, dan ketika data bersifat publik atau bahkan semi publik, seperti postingan Facebook pemilik tidak mempunyai kendali atas bagaimana orang lain akan menggunakannya.
Menentukan Reputasimu
Jejak digital bisa menentukan reputasi digital seseorang, yang kini dianggap sama pentingnya dengan reputasi offline-nya. Pengusaha bisa memeriksa jejak digital calon karyawan, terutama media sosial, sebelum mengambil keputusan perekrutan. Perguruan tinggi dan universitas dapat memeriksa jejak digital calon mahasiswanya sebelum menerimanya juga.
Kata-kata dan foto yang di posting online bisa di salahartikan atau diubah sehingga menyebabkan pelanggaran yang tidak disengaja. Konten yang di tujukan untuk kelompok pribadi dapat menyebar ke khalayak yang lebih luas, sehingga dapat merusak hubungan dan persahabatan.
Cara Melindungi Jejak Digitalmu
Selain mengetahui apa itu jejak digital, kamu juga perlu mengetahui cara melindungi jejak digital. Karena perusahaan, perguruan tinggi, dan pihak lain bisa mencari identitasmu secara online. Oleh karena itu penting bagi kamu untuk memperhatikan jejak digital. Berikut beberapa cara untuk melindungi data pribadimu dan mengelola reputasi online.
Gunakan Mesin Pencari Untuk Memeriksa Jejak Digital
Masukkan nama kamu ke dalam mesin pencari. Sertakan nama depan dan belakang serta variasi ejaan. Jika kamu telah mengubah namamu, cari namamu saat ini dan sebelumnya.
Memeriksa hasil mesin pencari akan memberi kamu gambaran tentang informasi apa tentang kamu yang tersedia untuk umum. Jika ada hasil yang menunjukkan kamu negatif, kamu bisa menghubungi administrator situs untuk mengetahui apakah mereka dapat menghapusnya.
Kurangi Jumlah Sumber Yang Menyebutmu
Situs web real estat dan whitepages mungkin memiliki lebih banyak informasi tentang kamu daripada yang kamu harapkan. Situs-situs ini mungkin berisi informasi pribadi seperti nomor telepon, alamat, dan usia. Jika kamu merasa tidak nyaman dengan hal ini, kamu bisa menghubungi situs web tersebut dan meminta agar informasi tersebut dihapus.
Batasi Jumlah Data Yang Dibagikan
Setiap kali kamu memberikan informasi pribadimu ke suatu organisasi, kamu bisa memperluas jejak digitalmu. Kamu juga bisa meningkatkan kemungkinan salah satu organisasi yang menyimpan datamu akan menyalahgunakannya atau mengalami pelanggaran, sehingga datamu akan jatuh ke tangan yang salah.
Jadi, sebelum mengirimkan formulir, pikirkan apakah itu layak. Apakah ada cara lain untuk mendapatkan informasi atau layanan ini tanpa membagikan datamu?
Tinjau Pengaturan Privasi
Pengaturan privasi di media sosial memungkinkan kamu mengontrol siapa yang melihat postinganmu. Lihatlah pengaturannya dan pastikan pengaturannya diatur ke tingkat yang nyaman bagi kamu.
Misalnya, Facebook memungkinkan kamu membatasi postinganmu hanya pada teman-teman dan membuat daftar khusus orang-orang yang dapat melihat postingan tertentu.
Jangan Membagikan Secara Berlebihan Di Media Sosial
Media sosial memudahkan kita terhubung dengan orang lain, namun juga memudahkan berbagi. Berpikirlah dua kali sebelum mengungkapkan lokasi atau rencana perjalananmu, atau informasi pribadi lainnya. Jangan ungkapkan nomor telepon atau alamat emailmu di bio media sosial. Karena hal ini bisa mengarahkan hacker ke akunmu.
Nah itulah beberapa informasi yang bisa kamu ketahi tentang apa itu jejak digital dan beberapa informasi terkait lainnya.