fbpx

Order Now - Dedicated Server High Performance

Pengetahuan

Mengenal Flexing: Tren Baru yang Sering Dilakukan Para Owner Bisnis

Wiliam

Istilah flexing tengah dibicarakan banyak orang di sosial media. Bahkan, belakangan menjadi viral akibat banyaknya onar bisnis yang mempertontonkan kekayaan dengan dalih “branding”. Sebenarnya, branding ini tidak masalah bahkan sangat bagus untuk kepentingan bisnis.

Bagi pengguna media sosial mungkin tidak asing lagi dengan banyaknya pemilik usaha yang mengkontenkan bisnis mereka agar dikenal masyarakat luas. Tapi, permasalahannya di sini pihak yang melakukan flexing justru mereka yang baru terjun di dunia bisnis.

Jadi, sebenarnya apa itu flexing?  Simak berikut untuk ulasan lebih lanjutnya.

Sekilas Tentang Flexing

Istilah atau fenomena flexing Yang sering terjadi di sosial media sejauh ini memang menimbulkan banyak pro dan kontra. Beberapa orang menganggap bahwa kegiatan tersebut memberikan efek negatif, namun beberapa lainnya memaklumi dan menganggap hal tersebut bagian dari promosi.

Lantas bagaimana fenomena flexing ini terjadi, dan bagaimana cara kita menyikapi sebagai masyarakat atau pengguna sosial media agar bijak menghadapinya? 

Flexing sendiri di era digital seperti sekarang sebagai bentuk pamer, bukan hanya tentang harta tapi juga pencapaian. Bagi beberapa orang, mungkin flexing ini notasi negatif karena sifat yang menyombongkan apa yang dimiliki oleh seseorang.

 Namun dalam dunia bisnis, flexing tergolong sebagai strategi marketing untuk meningkatkan penjualan. Meski dipandang negatif bagi sebagian orang, kah melakukannya secara tepat, strategi marketing dengan flexing cukup ampuh dijalankan. 

Adapun tindakan flexing yang dinilai negatif oleh masyarakat seperti misalnya memakai pakaian dari desainer ternama, memakai barang mewah, atau memperlihatkan HP keluaran terbaru dan menyertakan harganya.

Apa Penyebab Flexing?

Karena tindakan flexing yang dianggap kurang menyenangkan bagi sebagian orang, sudah sepatutnya untuk para pelakunya aware dengan kesan orang lain terhadap nya. Mungkin, sekali-kali mau memamerkan pencapaian atau barang yang dimiliki tidaklah masalah.

Tapi kalau Anda memperlihatkannya secara berlebihan dan terkesan menyombongkan diri, orang lain tentu merasa terganggu dan tidak suka. Lalu sebenarnya apa penyebab flexing?

Tujuan  flexing bagi sebagian orang tentu saja berbeda setiap individunya. Ada yang hanya ingin sekedar berbagi tentang pencapaian atau barang yang dimilikinya, atau sebagai sarana marketing bisnis. Umumnya, orang yang melakukan flexing ingin mendapatkan pengakuan bahwa apa yang diusahakannya tersebut memberikan hasil yang nyata.

Bagaimana Strategi Flexing dalam Marketing Bisnis?

Tujuan yang berbeda pada setiap individu melakukan flexing, salah satunya dijadikan sebagai sarana untuk memasarkan produk ataupun usahanya. Biasanya, para owner bisnis memperlihatkan keuntungan apabila Anda bergabung di produk ataupun brand mereka.

Sehingga, bagi orang yang menonton merasa tertarik untuk join. Disini lah para owner bisnis tersebut merasa goalsnya tercapai. Lalu bagaimana strategi flexing ini bekerja dan contoh penerapannya? Simak selengkapnya melalui poin berikut ini:

1. Digunakan untuk promosi produk kecantikan

Flexing marketing  memanfaatkan kesenjangan sosial  juga sip psikologis customer. Sederhananya, pihak bisnis akan memberikan sejumlah keuntungan apabila penonton bergabung dengan brand  mereka.

Sebut saja contoh pertama yang tengah banyak dibicarakan saat ini yakni flexing para owner skincare. Anda yang suka berselancar di dunia maya seperti Tiktok, mungkin beberapa kali melihat akun yang kerap memamerkan kekayaan yang diakuinya sebagai hasil dari bisnis skin care mereka.

Apalagi, sekarang produksi skincare tidak hanya memberikan dampak untuk wajah dan tubuh saja. Namun mampu menghasilkan peluang Cuan yang terbilang menjanjikan apabila diseriusi.

Namun bagi beberapa penonton SosMed merasa terganggu dan menganggap flexing  ini cukup berlebihan, bahkan tak ayal terkesan mustahil.

Beda lagi jika Anda mau memamerkan pengguna skincare dengan yang bukan, kondisi kulit mereka tentu saja berbeda. Strategi marketing dengan pamer kulit tubuh ini sebenarnya sah-sah saja. Jadi, disini penggunaan flexing bisa dilakukan namun tak berlebihan.

2. Marketing Bidang Investasi

Penerapan flexing marketing selanjutnya yakni dalam bidang investasi. Bahkan, strategi memamerkan satu ini dinilai sangat ampuh karena relate dengan kehidupan sehari-hari.

Penonton akan diperlihatkan tentang pegiat investasi yang akhirnya bisa membeli barang impian nya dari keuntungan yang didapatkan. Biasanya, strategi marketing ini memanfaatkan para influencer dengan cara memamerkan kekayaannya dan di akhir video atau konten mereka akan dijabarkan produk investasi yang digunakan.

Selama kekayaan yang dipaparkan tersebut masuk akal dan tidak berlebihan, strategi flexing Marketing  ini bisa meng influence orang untuk ikut bergabung dalam produk investasi yang tengah dipromosikan.

Bagaimana Cara Menyikapi Flexing?

Nakan strategi flexi kebanyakan dianggap sebagai konten negatif, kita sebagai penonton sebaiknya bijak dalam menyikapi fenomena tersebut. Apalagi yang bergelut dalam dunia bisnis, branding cara memamerkan pencapaian adalah suatu hal yang lumrah.

Namun, kembali lagi kita mengkondisikan semuanya agar sewajarnya dan tidak berlebihan. Jangan sampai ada pihak yang dirugikan. Nah, untuk membantu Anda menyikapi secara bijak fenomena flexing ini Berikut ini dipaparkan terkait tindakan yang seharusnya dilakukan:

  • Setiap orang berhak untuk memperlihatkan pencapaiannya sebagai apresiasi kepada diri sendiri atas usaha yang sudah dilakukan
  • Jika Anda tipe orang yang tidak menyukai konten dengan tema flexing ini,  Kan filter atau pemilihan konten media sosial yang disukai saya. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
  • Jangan gampang terbawa arus tren, sebab fenomena ini tidak akan ada matinya.  Melakukan hal produktif selagi Anda sukai dan itu menghasilkan, maka Anda tidak akan punya waktu untuk mengurusi hal-hal yang tidak penting
  • Khusus pada impian dan apa yang ingin dicapai saja, dan jangan terbawa suasana dengan pencapaian orang lain apalagi merasa iri
  • Jangan haus validasi, pastikan pencapaian ataupun harta yang Anda miliki bisa dinikmati tanpa pengakuan orang lain

Nah, demikianlah beberapa informasi terkait fenomena flexing yang belakangan tengah viral dan banyak dibicarakan di berbagai platform sosial media. Semoga kita menjadi netizen yang bijak dalam menghadapi semua yang tren sosmed yang ada

Baca Juga