Promo Domain .web.id .biz.id .my.id Hanya 5.000 Rupiah

Pengetahuan

8 Pertanyaan Umum tentang Mikrotik Tunnel yang Harus Kamu Tahu

Rahma Meti Hestiani

Dalam dunia jaringan, Mikrotik menjadi salah satu perangkat yang banyak digunakan oleh para profesional maupun pemula. Salah satu fitur andalannya adalah kemampuan untuk membuat tunnel, yang memungkinkan koneksi antar jaringan yang berjauhan seolah-olah berada dalam satu jaringan lokal. Namun, banyak pengguna masih bingung tentang konsep dan implementasinya. Berikut ini 8 pertanyaan umum tentang Mikrotik Tunnel yang wajib kamu pahami.

1. Apa itu Mikrotik Tunnel?

Tunnel di Mikrotik adalah metode untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan melalui koneksi terenkripsi atau non-terenkripsi, yang memungkinkan pertukaran data secara aman dan efisien. Konsepnya seperti membuat “terowongan” virtual di atas jaringan publik (seperti internet), sehingga data yang dikirimkan seolah-olah berjalan dalam jaringan lokal.

2. Jenis Tunnel apa saja yang didukung oleh Mikrotik?

Mikrotik mendukung berbagai jenis tunnel, antara lain:

  • IPIP Tunnel (IP over IP)
  • GRE Tunnel (Generic Routing Encapsulation)
  • EOIP (Ethernet over IP)
  • L2TP (Layer 2 Tunneling Protocol)
  • PPTP (Point-to-Point Tunneling Protocol)
  • SSTP (Secure Socket Tunneling Protocol)
  • OpenVPN dan WireGuard (sejak versi RouterOS tertentu)

Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung kebutuhan keamanan, kompatibilitas, dan performa.

3. Kapan sebaiknya menggunakan EOIP dibandingkan IPIP?

EOIP sangat cocok digunakan jika kamu ingin menjembatani dua jaringan layer 2, misalnya jika ingin menggabungkan dua jaringan lokal menjadi satu subnet. Sedangkan IPIP lebih cocok untuk routing antar subnet (layer 3). EOIP juga bisa digunakan untuk membentuk VLAN antar lokasi.

4. Apakah tunnel di Mikrotik aman?

Secara default, beberapa jenis tunnel seperti IPIP dan GRE tidak menggunakan enkripsi. Namun, kamu bisa mengamankannya dengan menambahkan IPsec (Internet Protocol Security). Untuk opsi yang lebih aman, kamu bisa menggunakan SSTP atau WireGuard yang sudah menyediakan enkripsi bawaan.

5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat tunnel?

Setidaknya kamu memerlukan:

  • Dua perangkat Mikrotik (atau satu Mikrotik dan satu perangkat lain yang kompatibel)
  • IP publik di salah satu atau kedua sisi (tergantung jenis tunnel)
  • Konfigurasi yang benar di kedua perangkat
  • Routing yang sesuai agar traffic dapat lewat melalui tunnel

6. Bagaimana cara mengecek apakah tunnel sudah aktif?

Kamu bisa melihat status tunnel di menu Interfaces pada Winbox atau WebFig. Pastikan interface tunnel memiliki status Running. Selain itu, kamu juga bisa melakukan ping antar perangkat menggunakan IP yang ada di dalam tunnel.

Contohnya, jika kamu membuat tunnel dengan IP 10.10.10.1/30 dan 10.10.10.2/30, maka kamu bisa mencoba ping dari satu sisi ke sisi lainnya untuk memastikan koneksi berhasil.

7. Apa masalah umum yang sering terjadi saat menggunakan Mikrotik Tunnel?

Beberapa masalah umum meliputi:

  • IP publik tidak reachable: Jika salah satu Mikrotik berada di balik NAT, maka tunnel bisa gagal terbentuk.
  • Pengaturan IP dan routing salah: Tanpa routing yang tepat, meskipun tunnel aktif, data tidak bisa lewat.
  • Firewall memblokir port tunnel: Misalnya, port TCP 1723 untuk PPTP atau port 1701 untuk L2TP.
  • MTU terlalu besar: Tunnel bisa gagal atau lambat jika ukuran paket tidak disesuaikan.

8. Apakah tunnel memengaruhi kecepatan jaringan?

Ya, setiap tunnel pasti menambah overhead karena encapsulasi data. Terutama jika menggunakan enkripsi, proses tersebut menambah beban CPU dan memperlambat throughput. Oleh karena itu, pastikan spesifikasi perangkat cukup untuk menangani traffic yang diinginkan, dan gunakan jenis tunnel yang sesuai dengan kebutuhan performa.

Kesimpulan

Tunnel pada Mikrotik adalah solusi efektif untuk menghubungkan jaringan di lokasi berbeda. Dengan memahami berbagai jenis tunnel, cara kerjanya, dan cara mengkonfigurasinya dengan benar, kamu bisa membangun koneksi antar jaringan yang stabil dan aman. Pastikan kamu memilih jenis tunnel yang sesuai dengan kebutuhan serta memahami pengaturan routing dan keamanan dasar. Dengan begitu, kamu tidak hanya bisa membuat jaringan antar cabang yang terhubung, tapi juga efisien dan handal.

Baca Juga