Promo Domain .web.id .biz.id .my.id Hanya 5.000 Rupiah

GeneralPengetahuan

Bandwidth Management di Tunnel Mikrotik

Ferdin Alamsyah

Manajemen bandwidth adalah salah satu aspek penting dalam pengelolaan jaringan modern, terutama ketika jaringan tersebut menggunakan tunnel untuk menghubungkan berbagai lokasi atau untuk keperluan VPN (Virtual Private Network). Mikrotik, dengan sistem operasi RouterOS-nya, menawarkan fitur bandwidth management yang sangat powerful dan fleksibel, termasuk pada interface tunnel seperti GRE, L2TP, PPTP, hingga WireGuard.

Artikel ini akan membahas konsep dasar bandwidth management di tunnel Mikrotik, teknik yang umum digunakan, serta tips implementasi di dunia nyata.

Mengapa Bandwidth Management di Tunnel Penting?

Penggunaan tunnel di Mikrotik sering kali digunakan untuk:

  • Menghubungkan dua atau lebih site melalui internet (site-to-site)
  • Mengamankan koneksi internet dengan VPN
  • Mengakses jaringan internal dari lokasi berbeda (remote access)

Namun, jika tidak dilakukan pengaturan bandwidth, tunnel bisa menjadi bottleneck. Beberapa pengguna atau aplikasi bisa memonopoli trafik, mengganggu layanan penting lainnya seperti VoIP atau sistem kasir. Di sinilah bandwidth management berperan penting untuk:

  • Menjamin kualitas layanan (Quality of Service)
  • Membagi trafik secara adil
  • Mengurangi latency dan jitter
  • Menjaga stabilitas koneksi antar-cabang

Metode Bandwidth Management di Mikrotik

RouterOS menyediakan berbagai metode untuk mengatur bandwidth, baik secara manual maupun otomatis. Beberapa metode umum yang digunakan untuk manajemen bandwidth di interface tunnel antara lain:

1. Simple Queue

Simple Queue adalah cara paling mudah untuk membatasi bandwidth per IP atau subnet. Cocok digunakan jika Anda ingin membatasi bandwidth per pengguna di dalam tunnel.

Contoh:

/queue simple
add name="Limit Branch1" target=192.168.10.0/24 max-limit=10M/10M

Queue ini akan membatasi bandwidth total subnet 192.168.10.0/24 (misalnya LAN cabang 1 yang terkoneksi lewat tunnel) menjadi maksimal 10 Mbps up/down.

2. Queue Tree + Mangle

Untuk pengaturan lebih kompleks, Anda bisa menggunakan Queue Tree yang digabungkan dengan Mangle di firewall. Metode ini memungkinkan pengaturan QoS berdasarkan protokol, port, atau jenis trafik.

Langkah Umum:

  • Tandai koneksi dan paket di /ip firewall mangle
  • Buat parent queue di interface tunnel
  • Tambahkan child queue sesuai kebutuhan prioritas

Contoh penandaan trafik VoIP:

/ip firewall mangle
add chain=forward protocol=udp dst-port=5060 action=mark-packet new-packet-mark=voip-packet passthrough=yes

Lalu, queue-nya:

/queue tree
add name="Tunnel Root" parent=tunnel1 max-limit=20M
add name="VoIP" parent="Tunnel Root" packet-mark=voip-packet limit-at=2M priority=1 max-limit=5M
add name="Other Traffic" parent="Tunnel Root" packet-mark=no-mark max-limit=15M

3. Burst dan Limit At

Queue di Mikrotik mendukung opsi burst dan limit-at. Ini berguna jika Anda ingin memberi bandwidth lebih tinggi sesaat (misalnya untuk download awal), lalu turun ke kecepatan normal setelahnya.

Contoh:

add target=192.168.10.100 max-limit=5M/5M burst-limit=8M/8M burst-time=10s burst-threshold=4M/4M

Bandwidth Management Berdasarkan Interface Tunnel

Saat mengatur bandwidth di tunnel, penting untuk memahami bahwa trafik VPN keluar masuk melalui interface virtual. Anda bisa menargetkan interface tunnel langsung sebagai parent queue di Queue Tree.

Misalnya, Anda memiliki tunnel L2TP bernama l2tp-out1, maka:

/queue tree
add name="Tunnel Limit" parent=l2tp-out1 max-limit=10M

Dengan cara ini, semua trafik yang keluar dari tunnel akan dikenai batasan sesuai pengaturan queue.

Tips Implementasi

  1. Pastikan Monitoring Trafik Aktif

Gunakan fitur Torch atau Graphs di Mikrotik untuk melihat trafik real-time di interface tunnel. Ini membantu Anda menentukan jenis trafik mana yang perlu diatur.

  1. Prioritaskan Trafik Penting

Selalu tempatkan trafik seperti VoIP, video conference, atau sistem POS dalam queue dengan prioritas tinggi.

  1. Uji Coba dengan Bandwidth Test

Sebelum dan sesudah pengaturan queue, lakukan bandwidth test dari dan ke ujung tunnel untuk melihat efeknya.

  1. Gunakan FastTrack dengan Bijak

Jika Anda mengaktifkan FastTrack di firewall, pastikan trafik yang akan dikenai queue tidak di-fasttrack karena queue tidak akan bekerja pada trafik fasttracked.

Kesimpulan

Bandwidth management di tunnel Mikrotik merupakan praktik penting dalam menjaga performa dan kestabilan jaringan, terutama jika Anda mengelola beberapa lokasi dengan VPN. Dengan memanfaatkan fitur seperti Simple Queue, Queue Tree, dan Mangle, Anda bisa mengatur penggunaan bandwidth secara adil dan efisien.

Mikrotik memberikan fleksibilitas tinggi dalam melakukan pengaturan ini, baik secara sederhana maupun kompleks. Kuncinya adalah memahami struktur jaringan Anda, jenis trafik yang lewat di dalam tunnel, dan bagaimana membaginya secara optimal sesuai kebutuhan bisnis.

Baca Juga